Alkohol merupakan suatu senyawa yang
mengandung gugus hidroksil, -OH. Fenol juga mngandung gugus hidroksil tetapi
gugus fungsi ini melekat pada cincin aromatik. Nama IUPAC alkohol diambil dari
nama alkana induknya, tetapi degan akhiran –ol. Suatu angka awalan yang dipilih
serendah mungkin, digunakan jika diperlukan. Bisa lebih dari satu gugus
hdroksil, digunakan penandaan di, tri, dan sebagainya, tepat sebelum akhiran
–ol. Catatan akhiran a pada nama alkana induknya tetap, kemudian baru diberi
konsonan “d” dari akhiran diol.
Alkohol merupakan senyawa yang penting
dalam kehidupan sehari-hari karena dapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman,
bahan bakar maupun pelarut. Dalam laboratorium dan industri alkohol digunakan
sebagai pelarut dan reagensia. Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara
molekul-molekulnya maupun dengan air. Hal ini dapat mengakibatkan titik didih
maupun kelarutan alkohol dalam air cukup tinggi. Selain dipengaruhi oleh ikatan
hidrogen, kelarutan alkohol juga dipengaruhi oleh panjang pendeknya gugus
alkil, banyaknya cabang dan banyaknya gugus hidroksil yang terikat pada atom
karbon. Seperti air, alkohol adalah asam atau basa sangat lemah. Pada larutan
encer dalam air, alkohol mempunyai pKa yang kira-kira sama dengan pKa air.
Namun dalam keadaan murni keasaman alkohol jauh lebih lemah daripada air. Hal
ini disebabkan karena alkohol mempunyai tetapan elektrik yang rendah. Fenol
merupakan asam yang jauh lebih kuat daripada alkohol. Hal ini disebabkan karena
anion yang dihasilkan oleh resonansi, dengan muatan negatif yang disebar
(delokalisasi) oleh cincin aromatik.
Fungsi
Alkohol
Berikut beberapa fungsi alkohol secara umum
a) Sebagai bahan dasar sintesis senyawa organik
b) Sebagai pelarut
c) Sebagai bahan dasar pembuatan deterjen
sintetik misalnya lauril alkohol.
d) Sebagai bahan pembersih kaca
e) Untuk hewan-hewan koleksi yang berukuran kecil
alkohol dapat dijadikan sebagai pengawet.
f) Campuran metanol dan etanol sering dicampurkan
dengan bensin sebagai bahan bakar.
Fenol merupakan asam yang lebih kuat dari pada
alkohol atau air.Fenol dengan pKa=10 dengan kekuatan asam kira-kira ditengah
antara etanol dan asam asetat. Ion fenoksida merupakan basa yang lebih lemah
dibandingkan OH, oleh karena itu,fenoksida dapat diolah dengan seuatu fenol dan
NaOH dalam air.reaktifitas ini sangat berbeda dengan reaktifitas alkohol. Fenol
bersifat lebih asam dibandingkan alkohol karena anion yang dihasilkan oleh
resonansi,dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin aromatik.
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol
memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+
dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat
dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan
dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+.
Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti
itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan
oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin
tersebut dan menstabilkan anionny
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan
komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol).
Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya
semprotan kloraseptik.
Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari
produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga
berfungsi dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara.
Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid
alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol adalah
eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh. Fenol yang terkonsentrasi dapat
mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka.
PERMASALAHAN: seperti yang telah
dibahas diartikel diatas, alkohol dapat berfungsi sebagai bahan pembuatan
deterjen. Mengapa alkohol dapat berperan dalam pembuatan deterjen?
Alkohol 96% atau bisa disebut juga Ethanol (ethyl alcohol), berfungsi sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak.
BalasHapusFungsi alkohol 96% adalah untuk membuat sabun transparan menjadi bening / clear. Sebenarnya Alkohol 70% (isopropyl alcohol) juga bisa dipakai, namun hasil akhir dari pemakaian ini menghasilkan sabun yang keruh / cloudy.
Natrium hidroksida (NaOH) salah satu jenis senyawa yang mengandung gugus alkohol (OH) seringkali disebut dengan soda kaustik atau soda api yang merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan mampu menetralisir asam. NaOH berbentuk kristal putih dengan sifat cepat menyerap kelembapan. Natrium hidroksida bereaksi dengan minyak membentuk sabun yang disebut dengan saponifikasi.
BalasHapusSelain itu Etanol (etil alkohol) berbentuk cair, jernih dan tidak berwarna, merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Etanol pada proses pembuatan sabun digunakan sebagai pelarut karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak.
Ethanol merupakan golongan senyawa alkohol. Senyawa tersebut dapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air. Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai sabun rumah tangga.
BalasHapus